Friday, January 13, 2006

NOW..! Kliwon Friday the 13 th

Bau dupa dan kemenyan menyeruak menusuk hidungku. Berbaur dengan khas wangi aroma hio. Angin dingin terasa bertiup ke arah pangkal leher belakangku, seakan ada orang yg sengaja meniupku dari belakang. Kuberanikan diriku untuk menengok ke belakang. Tak ada siapa-siapa. Hanya hitam pekat. Aku terus melangkahkan kakiku menembus gelapnya malam. Langit masih menumpahkan tetes-tetes gerimis sisa air hujan yang telah ditumpahkannya dalam sehari tadi. Suara-suara anjing yg melolong itu makin membuat seram malam ini.
JUMAT KLIWON TANGGAL 13. HARI PALING KERAMAT SEDUNIA. UDAH JUMAT KLIWON, TANGGAL 13 LAGI.
Tapi aku tidak takut. Selama ini aku belum pernah melihat hantu. Aku nggak akan pernah takut dengan hantu. Dari kecil aku sudah terbiasa berjalan di kegelapan malam. (Maklum wae aku ki wong ndeso..! Cilikanku rung ono listrik.) Bukankan manusia diciptakan dengan derajat yg lebih tinggi dari makhluk2 lain?? Kalian yang takut dengan hantu hanyalah orang2 yg bodoh. Tak perduli sekarang jumat kliwon tanggal 13 walaupun semua hantu keluar aku tidak akan takut. Wahai hantu2 yang membaca tulisan ini. Datanglah kepadaku. Malam ini juga. Aku tunggu kalian. Tapi apa mungkin ya hantu buka2 internet. Baca tulisan ini lagi. Ahh yang bener aja. Itu pasti boong banget.
Oke.. buat hantu2 aku ucapkan selamat..! Mungkin sekarang kalian lagi berpesta pora merayakan hari ini. Aku bisa bayangkan kalian saat ini. Pasti diantara kalian ada yg lagi teler kebanyakan minum. Tuh ada yg lagi nyabu. Nah kalo yang ketawa2 sendiri itu pasti lagi nyimeng. Ahh dasar hantu...!!!

Wednesday, January 11, 2006

susu jahe

Angkringan seakan telah menjadi pelengkap kota Jogja. Pada mulanya tukang angkringan berasal dari Klaten. Tapi belakangan ini sudah banyak tukang angkringan yg berasal dari warga yogya sendiri. Dulu angkringan merupakan alternative buat para mahasiswa ataupun masyarakat yang ingin mengisi perut dengan harga yg cukup murah. Tetapi sekarang banyak orang2 yg berduit yg tetap nongkrong di angkringan untuk sekedar menikmati sebuah suasana. Suasana kehidupan rakyat kecil, suasana sebuah kebersamaan, sebuah kebebasan, tempat untuk berkumpul atupun bertukar informasi, ataupun sekedar bernostalgia. Agkringan banyak tersebar di sietiap sudut jogja. Setiap orang tentu punya angkringan favorit masing2. Pun demikian halnya aku. Aku mulai mengenal angkringan pada thn 1991. pada waktu masih SMA. Waktu itu aku sering maen ke kost kakakku di daerah sagan dan sering diajak makan di angkringan. Tetapi seiring dengan perjalanan waktu , setelah aku memasuki bangku kuliah akhirnya aku menemukan sebuah angkringan sendiri. Thn 1995 aku mulai mengenal angkringan Kang Panut. Kang Panut asli berasal dari Bayat Klaten sehingga gak diragukan lagi kualitas keangkringannya. Agkringan Kang Panut berada di Kampoeng Klebengan berlokasi di sebelah barat daya lapangan klebengan pinggir selokan mataram. Sejak itulah aku resmi terdaftar sebagai pengunjung tetap angkringan kang panut sampai sekarang. Dulu pengunjung Kang Panut didominasi warga kampong klebengan yg sering nongkrong di situ dan sedikit warga komunitas wisderkid tempat aku berteduh sebuah kost di sebelah angkringan kang panut. Lama kelamaan pengunjung di situ mulai ramai dan akhirnya didominasi oleh anak2 mahasiswa yg kost di klebengan dan sekitarnya. Dan warga kampong klebengan tersisih dan menjadi pengunjung after midnight di komunitas kang panut. Kang Panut memberlakukan tarif khusus bagi warga wisderkid, di bawah harga resmi. Sehingga anak2 menjadi merasa nggak enak dan beberapa temen menggunakan system self assessment (menghitung sendiri) supaya Kang Panutt gak terlalu rugi. Ternyata Kang Panut merasa lebih enjoy dgn system itu sehingga kalo ada warga wisderkid habis makan dan mau membayar kang panut selalu bilang “wis etungen dewe kono mas ..!” Akhirnya mau nggak mau harus menghapal harga2 dagangan kang panut. Tapi anehnya kang panut selalu tidak memberitahukan kalo ada tariff baru.
Seiring dengan kondisi perekonomian di Indonesia kang panutpun talah mengalami pasang surut. Masa kejayaan dan masa2 sulit telah menjadi bagian dari angkringan kang panut. Sekarang di sekitar angkringan Kang Panut telah tumbuh warung2 tenda yg siap menenggelamkan angkringan Kang Panut. Tapi sekali lagi angkringan tetap mempunyai komunitas tersendiri dan angkringan Kang Panut tak akan mati. I hope. Generasi demi generasi akan selalu menjadi pengisi angkringan Kang Panut.
Segelas susu jahe favoritku telah habis setengahnya. Aku masih merasa 11 tahun yang lalu ketika pertama duduk di dingklik kang panut sambil memesan susu jahe dan menyalakan sebatang rokok Gudang Garam filter ethengan 100 perak.
Pesta mass..!!
Pesta kang..!!